Talkhow Profauna: Dampak Negatif Pemeliharaan Satwa Liar
BAGI beberapa orang memelihara hewan merupakan sebuah hobi. Sebagaimana dengan sejumlah hewan yang sering kita jumpai di rumah-rumah, seperti kucing, anjing, burung, kelinci, ular, dan beragam jenis hewan lainnya.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa hewan yang kita pelihara termasuk kedalam golongan satwa liar. Baik pemeliharaan tersebut dilakukan secara sengaja atau tidak, kiranya hal ini harus dihentikan.
Perlu diketahui bahwa satwa liar merupakan satwa yang tidak memerlukan bantuan manusia, terkecuali apabila habitatnya rusak. Dengan demikian, memelihara satwa liar merupakan suatu tindakan yang dilarang.
Talkshow Profauna Indonesia #6: Dampak Negatif Pemeliharaan Satwa Liar menghadirkan narasumber Rinda Aunilah Sirait (Aktivis Profauna Jawa Barat) dan Singgih Prayogo (Aktivis Profauna Jawa Barat). Bincang-bincang dipandu host Mumu Mujahiddin. Talkshow berlangsung pada Minggu, 28 Juli 2019, mulai dari Pukul 14.00 hingga 16.00 WIB di Metrum Radio.
Pemeliharaan terhadap satwa liar memiliki dampak negatif. Dampak yang pertama ialah zoonosis. Zoonosis adalah keadaan dimana antara manusia dengan hewan dapat saling menularkan penyakit. Misalnya pada primata. Primata sendiri memiliki tingkat kesamaan DNA dengan manusia mencapai 95%.
Jenis-jenis primata diantaranya lutung, surili, oak, dsb, dapat menularkan penyakit yang serius seperti TBC, herpes, hepatitis, bahkan HIV & AIDS. Begitu pun dengan manusia, manusia dapat menularkan penyakit-penyakit tersebut kepada satwa. Ada pula kucing, yang dapat saling menularkan batuk dan flu, atau monyet yang dapat menularkan rabies dan tetanus.
Kemudian dampak yang selanjutnya adalah dapat mengakibatkan keterancaman habitat dan populasi. Salah satu contoh kasusnya adalah dengan adanya sekelompok penghobi burung berkicau bisa menjadi salah satu jalan bagi burung-burung yang termasuk satwa liar kuantitasnya menjadi berkurang di alam.
Hal ini mengakibatkan serangga-serangga yang biasa dimangsa oleh burung-burung tersebut tumbuh dan berkembang dalam jumlah banyak sehingga dapat menyebabkan serangga tersebar ke permukiman manusia dan berkemungkinan untuk menyerang manusia.
Selain itu, pemeliharaan satwa liar pun sebetulnya dapat mengurangi angka harapan hidup satwa tersebut. Angka harapan hidup mereka berkurang setidaknya 30%. Maka daripada itu, pemeliharaan satwa harus dilakukan secara bijak dan sesuai dengan aturan.
Peliharalah satwa yang memang tergolong dalam jenis hewan peliharaan. Karena faktanya, memelihara satwa liar tidak serta merta termasuk perbuatan terpuji. Pada dasarnya satwa liar merupakan satwa yang dalam menjalankan dan mempertahankan hidupnya tidak memerlukan bantuan manusia, kecuali apabila habitatnya mengalami kerusakan.
Untuk menikmati secara lengkap talkshow ini, Metronom dapat menyimak podcast-nya di link berikut ini:
Selamat mendengarkan, semoga bermanfaat! (Anisa Risdayanti)***
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.