TAHUN kedua Board Game for Peace (BGFP) kembali digelar. Mengusung tema ”Energy of Diversity”, BGFP 2.0 kali ini diikuti 31 mahasiswa dari berbagai universitas di Jawa Barat. Setelah sukses di 5 kota tahun 2017, kini mereka kembali menebar nilai-nilai perdamaian melalui permainan-permainan di Hotel Kembang, Bandung Sabtu (6/10/2018).
Materi yang disampaikan tidak jauh dari perdamaian. Dibuka dengan perkenalan dan mengenali benih kekerasan dengan meminta tanda tangan sesama peserta yang pernah bersentuhan langsung dengan benih ekstremisme kekerasan. Lalu menempelkan stiky notes bertuliskan kekerasan dan penyebabnya pada pohon kekerasan dan memahami 12 nilai perdamaian, serta studi kasus-kasus intoleran. Di sela-sela waktu beberapa kali video dokumenter diputar.
BGFP 2.0 ini mengedukasi dengan cara yang menyenangkan. Menyelipkan permainan dan analisis tiap materi yang telah disampaikan, membuat peserta terus bergerak sehingga kantuk yang hinggap otomatis lenyap. Selepas jam istirahat, kedua peserta kembali memasuki ruangan, mereka diperkenalkan dengan Galaxy Obscurio dan The Rampung. Permainan yang berkaitan dengan sikap hidup dalam keseharian.
Salah seorang peserta BGFP 2.0, Nur Alim, mahasiswa dari STAI Muhammadiyah Bandung mengungkapkan kesan selepas kegiatan. ”Acara ini membantu saya menjadi pribadi yang lebih baik lagi, saling memahami perbedaan dan permusuhan. Aku juga berharap mampu menjadi virus-virus penebar perdamaian,” tutur laki-laki asal Garut ini.
Senada dengan Alim, adalah Rosa Lamria Mardiana Simbolon mahasiswi asal Universitas Pendidikan Indonesia merasa acara semacam itu bermanfaat untuk kehidupan anak muda. Sebagai upaya mengasah kepekaan dan mampu mengkritsi permasalahan-permasalahan yang mengganggu stabilitas keadamaian bangsa tanpa memandang latar belakang.
Tak jauh beda dengan peserta, menarik adalah motivasi pertama bagi salah seorang fasilitator BGFP 2.0, Muhammad Naufal Waliyuddin. Seusai mengikuti BGFP pertama yang dilaksanakan selama tiga hari di Hotel Ibis Style Braga, selama kegiatan berlangsung ia menjumpai metode baru dalam menyebarkan nilai-nilai perdamaian melalui media kreatif dan fun, salah satunya board game.
”Baik peserta maupun fasilitator dapat menularkan dan menjaga perdamaian di lingkungan. Mampu memberikan pengertian tentang keluasan cara berpikir, keterbukaan, dan menerima perbedaan dengan senang hati. Cara yang paling sederhana untuk menularkan perdamaian melalui keteladanan sikap personal masing-masing,” ujar Naufal. (Sumber: Kampus “PR”/M1)***