METRUM
Jelajah Komunitas

Yuks, Ngeblog: Memulai Blog di WordPress

SETELAH siap dengan konsep konten, selanjutnya kita bisa mulai membuat blog. Saya pribadi menyarankan untuk menggunakan WordPress.com. Selain mudah dan sederhana, blog besutan Matt Mullenweg ini juga menawarkan tampilan yang beragam dan menarik. Tentunya, yang utama bagi orang Indonesia, layanan WordPress.com bersifat gratis, alias cuma-cuma.

This image has an empty alt attribute; its file name is 53573888_2262490980510542_2787147859131105280_n.jpg
Yudha P. Sunandar

WordPress memang bukan satu-satunya layanan blog di dunia. Ada juga Blogspot milik Google.com. Kelebihannya, kita bisa memodifikasi tampilan layanan blog ini habis-habisan. Hanya saja, kita harus memahami pemrograman web sekaligus sense desain yang cukup baik untuk melakukannya. Bila tidak, tampilan blog kita akan sangat mengerikan bagi para pembaca.

Kembali ke WordPress. Ada banyak tutorial untuk membuat sebuah akun di WordPress. Secara garis besar, kita hanya perlu berkunjung ke situs WordPress.com; kemudian membuat akun dengan memasukkan username, password, dan alamat email; serta mengklik tautan verifikasi di kotak masuk email kita masing-masing. Selanjutnya, kita tinggal membuat blog yang sesuai dengan keinginan kita.

Urusan membuat blog ini, WordPress menawarkan alamat blog yang lebih tampak bergensi dan dinamis. Selain alamat berakhiran .wordpress.com, layanan dari Automattic ini juga menawarkan 28 subdomain .blog yang bisa kita pilih sesuai tema blog kita. Kelebihan ini membuat banyak orang yang memiliki nama pasaran bisa memilih alamat blog yang sesuai dengan keinginannya.

Sebuah akun WordPress sendiri bisa membuat banyak blog. Caranya, tinggal klik “Create New Blog” pada tautan “My Sites”. Dengan tahapan yang sama, kita bisa membuat blog lainnya yang sesuai dengan keinginan kita. Hanya saja, sebelum kita melakukannya, pastikan kita cukup matang dalam merencanakannya dan memiliki energi untuk mengisinya secara berkala.

Setelah kita memiliki blog kita masing-masing, mari kita coba fokuskan pada tiga fungsi, yaitu: Tampilan (Appearance), Laman (Pages), dan Pos (Post). Tampilan sendiri berfungsi untuk memilih wujud depan blog kita sekaligus menatanya sesuai dengan keinginan kita. Lebih lanjut soal Tampilan akan saya bahas dalam tulisan lainnya.

Adapun Laman berfungsi untuk menampilkan informasi yang bersifat statis dan perlu untuk diketahui pengunjung. Misalnya saja, deskripsi tentang pemilik blog, atau juga formulir untuk pembaca menghubungi kita melalui email, atau juga menampilkan karya kita dalam bentuk PDF yang bisa pengunjung unduh. Umumnya, Laman disematkan pada Menu yang berjejer di bawah judul blog pada tampilan depan. Dalam blog ini, kita bisa melihat menu “Saya Itu” dan “CJLab. Project” sebagai contoh sebuah Laman.

Sedangkan Pos menampilkan tulisan-tulisan kita yang sifatnya dinamis dan berubah secara berkala. Tulisan ini merupakan salah satu contoh pos dalam blog ini. Pos sendiri merupakan inti sekaligus jantung dari sebuah blog. Tanpa tulisan yang hadir secara berkala, blog kita hanya sebuah koran yang setiap hari menampilkan berita yang sama. Pembaca akan bosan, lantas meninggalkan blog kita. Oleh karena itu, penting untuk mengisi blog kita secara berkala, seminimal-minimalnya sepekan sekali.

Lantas, apa bedanya Pos dengan Laman? Bila kita berkunjung ke kantor layanan publik, semisal kantor desa, Laman itu seperti profil desa yang menceritakan sejarah desa, struktur desa, dan juga program-program pemerintah desa. Informasi seperti ini umumnya akan bertahan selama beberapa tahun, hingga informasi di dalamnya tidak relevan. Misalnya: karena pergantian kepala desa, ada kebijakan baru dari pemerintah nasional, atau pun perubahan kebijakan pemerintah desa.

Adapun Pos itu seperti berita atau informasi yang ditempelkan di papan pengumuman desa. Biasanya, informasi di dalamnya punya batas waktu yang pendek dalam hitungan pekan, atau bahkan hari. Misalnya: agenda rangkaian acara Agustusan, pengumuman jadwal kerja bakti, atau pun lowongan CPNS dari Pemerintah Kabupaten. Setelah tenggat waktu tercapai, maka informasi tersebut akan dicabut dan diganti dengan yang baru.

Selain ketiga fungsi utama tersebut, ada juga dua fungsi pendukung, yaitu: Statistik dan Komentar. Disebut fungsi pendukung lantaran banyak memberikan masukan untuk kita mengembangkan konten lebih baik lagi. Statistik sendiri membantu kita melihat tulisan-tulisan yang kerap dibaca oleh pengunjung.

Kita juga bisa mengetahui dari mana pembaca mengetahui blog kita, kata kunci apa yang membuat mereka sampai ke blog kita, dan apa saja yang mereka klik di blog kita. Adapun Komentar memungkinkan kita berinteraksi dengan pembaca melalui komentar-komentar yang mereka tinggalkan di bawah tulisan kita. Dengan fungsi ini, kita bisa mempertajam tulisan-tulisan kita di blog sesuai dengan tren pembaca.

Fungsi lainnya selain kelima fungsi tersebut saya sebut fungsi dasar. Fungsi-fungsi ini membantu kita mengelola teknis sistem WordPress, termasuk: mengatur setelan, menambah pengguna, serta mengekspor konten. Umumnya, fungsi ini sangat jarang digunakan. Pun bila digunakan, biasanya ketika ada kasus kheuseus.

Saran saya, telusurilah fungsi-fungsi tersebut satu per satu. Cobalah masing-masing fitur dan bacalah berbagai keterangan yang terpapar di dalamnya. Bila kurang paham atau menemukan masalah, cobalah tengok tutorialnya di WordPress.org, atau pun menelusuri solusinya melalui mesin pencari. Selanjutnya, saya akan mengulas tentang cara membangun tampilan yang ideal untuk blog kita masing-masing.(Yudha P. Sunandar)***

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.