METRUM
Jelajah Komunitas

Yuks, NgeBlog: Rencanakan Konten Blog Kita

NGEBLOG? Apa yang benar-benar harus kita persiapkan pertama kali? Menurut saya, mulailah dengan menentukan isi atau tema pembahasan di dalam blog kita. Apakah kita akan mengulas bidang-bidang tertentu? Atau kah kita akan mengisi blog kita dengan berbagai isu yang mengusik perhatian kita setiap harinya? Atau mungkin, kita akan berbagi aktivitas keseharian kita?

Yudha P. Sunandar

Bila kita akan mengulas bidang-bidang tertentu, pastikan bahwa kita menguasai bidang tersebut. Misalnya, saya yang sangat tertarik dengan bidang media dan jurnalisme. Secara latar-belakang keilmuan, saya pernah mencicipi aktivitas sebagai jurnalis dan sempat mengenyam pendidikan Jurnalistik di STIKOM Bandung. Dari pertimbangan ini, rasanya saya cukup layak untuk membangun blog bertemakan media dan jurnalisme.

Sebaiknya, hindari bidang-bidang di luar latar keilmuan dan pengalaman kita. Misalnya, saya tertarik dengan bidang politik. Hanya saja, saya bukan mahasiswa ilmu politik dan tidak pernah membaca satu pun buku-buku ilmu politik. Bila pun membaca, saya hanya membaca koran tentang politik, dan juga buku-buku biografi para politisi.

Saya juga bukan anggota partai politik tertentu, apalagi politikus yang malang melintang dari satu gedung pemerintahan ke gedung pemerintahan lainnya. Dari sudut pandang ini saja, kita bisa menakar bahwa saya bukanlah orang yang memiliki kapasitas di bidang politik. Oleh karena itu, sebaiknya hindari tema semacam ini.

Jumlah tema sendiri bisa lebih dari satu. Syaratnya, kita memang mumpuni untuk menceritakan tema tersebut. Misalnya saja, saya yang punya antusias dengan media dan jurnalisme sekaligus inovasi teknologi digital.

Meskipun tidak begitu handal, tetapi saya pernah bersentuhan dengan komunitas teknologi di Bandung dan sedikitnya paham tentang teknologi informasi dan komunikasi. Dalam hal ini, saya bisa disebut layak untuk mengulas bidang tersebut. Meskipun demikian, tentunya kapasitas saya bercerita akan terbatas bila dibandingkan dengan tema media dan jurnalisme.

Bila kita memang tidak memiliki tema yang khas dan kheuseus, sebaiknya buatlah blog pribadi. Isinya, tentu saja tentang aktivitas keseharian kita. Di dalam blog ini, kita bisa berbagi pengalaman ketika naik kereta dari Bandung hingga Yogyakarta. Atau juga ulasan inspirasi dari buku favorit kita. Bisa juga catatan diskusi dengan seorang kawan lama yang sudah belasan tahun tidak berjumpa.

Barangkali, cara ini terkesan cupu, kurang bergensi, dan jauh dari kesan profesional. Namun, tema yang umum seperti ini melatih sensitivitas kita untuk bercerita. Semakin sering kita menulis blog, maka akan semakin fasih kita berkisah dan menulis, serta semakin terlihat minat bidang kita. Bila kita benar-benar serius untuk meningkatkan kapasitas diri dan tulisan kita, biasanya kita akan tertantang untuk semakin sering mengeksplorasi perjalanan, semakin gandrung berdiskusi dengan banyak orang, dan semakin ketagihan untuk membaca buku-buku berkualitas.

Ketika kita merasa sudah cukup layak untuk bercerita tentang suatu bidang, kita bisa mulai fokeus untuk menulis tentang isu-isu di bidang tersebut. Indikator kelayakannya bisa kita lihat dari jumlah tulisan tentang bidang tertentu, orang yang kita ajak diskusi, dan buku yang kita baca habis. Meskipun bukan patokan idealnya, sebaiknya jumlah tulisan, kawan diskusi, dan buku yang dibaca mencapai lebih dari tiga puluh. Bila masih di bawah jumlah tersebut, sebaiknya targetkan untuk menambah lagi, lagi, dan lagi.

Bila indikator layak tersebut sudah kita lewati, kita bisa mulai menulis tentang isu-isu sebuah bidang. Kita bisa mulai dengan memfokuskan blog kita untuk membahas isu-isu di bidang tertentu yang menarik minat kita. Bila kita menggunakan nama pribadi untuk blog kita, cara ini akan mendongkrak nama kita dan menyematkannya dengan bidang tertentu. Bahasa marketingnya, kita mem-branding diri kita sebagai praktisi atau pemerhati di bidang tersebut.

Kekurangannya, tentunya akan banyak orang yang menguji sejauh mana pemahaman diri kita dalam bidang tersebut. Bila kita gagal memenuhi ekspektasi publik, maka kita akan kehilangan kepercayaan dari orang banyak. Kekurangan lainnya, kita akan kesulitan untuk mengajak orang untuk ikut berkontribusi dalam blog dengan nama kita.

Cara lainnya, kita bisa mulai dengan membuat blog baru dengan topik yang spesifik dan nama dengan istilah dalam bidang tertentu. Misalnya saja, seperti Rovicky Dwi Putrohari yang memiliki blog berjudul Dongeng Geologi. Sesuai namanya, blog ini bercerita tentang fenomena geologi di Indonesia. Kelebihannya, orang akan langsung mengenali tema isi dalam blog ini hanya dengan melihat nama dan judul blognya. Kita juga bisa mengajak orang-orang yang memiliki minat serupa untuk berkolaborasi mengisi kontennya.

Kelemahannya, kita harus memulai segalanya dari awal, termasuk harus berusaha keras untuk mempromosikan blog kita ini. Meskipun demikian, bila kita benar-benar gigih untuk menulis dan mempromosikan blog ini, toh, pada akhirnya, kita akan mendapat pembaca juga. Bagaimana pun, proses tidak akan mengkhianati hasil.

Nah, sudah mulai menentukan rencana konten blog Anda? Bila masih bingung, sederhana saran saya: buat saja blog dengan tema umum dan isi sesuka hati kita. Meskipun demikian, camkan satu hal: terbitkan konten-konten positif dan baik untuk publik. Selanjutnya, kita akan belajar mengenai cara membuat blog. (Yudha P. Sunandar)***

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.