Yuks, Ngeblog: Menata Tampilan Blog Ideal
WORDPRESS menawarkan banyak tema untuk berbagai karakteristik konten situs web kita. Di satu sisi, variasi tema ini membuat kita leluasa untuk memilih tampilan yang cocok dengan keinginan kita. Namun, di sisi lain, banyaknya pilihan juga membuat kita bingung untuk memutuskan tema terbaik untuk situs web kita.
Saya sendiri kerap menyarankan kawan-kawan yang hendak membuat situs web untuk mencari benchmark alias rujukan situs web yang mereka suka dan ingin mereka implementasikan. Hanya saja, bagi sebagian orang, cara ini juga masih terlalu membingungkan mereka untuk memilih tampilan situs web. Bahkan, seringkali mereka malah balik meminta saran saya yang notabenenya ber-sense desain relatif rendah.
Barangkali, paparan dari WebsiteBuilderExpert.com tentang cara memilih tampilan situs web kita perlu kita pertimbangkan. Mereka menyarankan para pemilik situs web untuk memperhatikan tiga kriteria dalam desain, yaitu: desain lebar konten, desain kepala blog, serta desain bar menu. Dalam tulisan ini, saya mempergunakan istilah situs web untuk merangkum berbagai varian media digital, termasuk blog.
Desain Lebar Konten (Content Width)
Pada umumnya, desain situs web memiliki dua jenis lebar konten: Full-Width Content dan Boxed-Width Content. Disebut Full-Width Content karena area untuk kontennya terentang dari ujung kanan hingga ujung kiri situs web kita. Tampilan ini membuat area situs web kita seperti tanpa batasan.
Tipikal desain ini cocok untuk situs web yang menonjolkan kreativitas. Umumnya, tema-tema WordPress kekinian banyak mempergunakan desain jenis ini. Pasalnya, tema ini ramah dengan teknologi tampilan responsif. Tampilan Responsif sendiri merujuk kepada desain situs web yang mampu menyesuaikan diri secara otomatis dalam berbagai tampilan: dekstop, tablet, dan ponsel.
Teknologi ini memungkinkan pemrogram (programmer) bekerja sekali saja untuk menyajikan tampilan responsif. Sebelum teknologi ini muncul, seorang pemrogram harus bekerja tiga kali. Selain membuat tampilan desktop, mereka juga harus membuat tampilan untuk tablet dan ponsel. Pasalnya, ketiga media tersebut memiliki bidang yang berbeda-beda, sehingga memerlukan kostumisasi tampilan agar sesuai dengan kenyamanan penggunanya.
Adapun Boxed-Width Content menampilkan ruang kosong di sisi kanan dan kiri situs web dengan kotak yang melingkupi kontennya. Desain jenis ini merupakan tampilan situs web tradisional. Saat ini, gaya Boxed-Width Content lebih cocok untuk situs web yang ingin menonjolkan cita rasa profesional dan bisnis.
Desain Kepala Halaman Situs Web (Website Header)
Kepala Halaman situs web merupakan bentuk “ucapan selamat datang” kepada para pengunjungnya. Bagian ini langsung memenuhi layar pengunjung ketika bertamu ke situs web kita. Dalam waktu singkat, pengunjung akan menilai seberapa layak situs web kita untuk dikunjungi, dan seberapa lama mereka akan berada di dalamnya.
Kunci keberhasilan sebuah kepala halaman tampak dari kemampuannya untuk membangun pesan kepada pengunjungnya. Setidaknya, ada empat alternatif bentuk kepala halaman situs web yang bisa kita ekplorasi. Alternatif pertama: Static Header Image with No Content, atau gambar statis tanpa konten atau tulisan di atasnya.
Kepala halaman jenis ini cocok untuk media yang kental dengan sajian grafis, seperti: fotografi, portofolio, hotel, restoran, produk fisik, atau desain-grafis. Hanya saja, bagi situs web yang penuh dengan kisah dan cerita dalam bentuk tulisan, jauhilah kepala halaman seperti ini. Para blogger bermodal utama papan ketik sebaiknya menggunakan kepala halaman yang memasukkan sedikit deskripsi tentang isi situs webnya.
Jenis kedua, Static Header Image with Content atau kepala halaman bergambar dengan tulisan di dalamnya. Pada dasarnya, kepala halaman jenis ini cocok untuk berbagai tampilan situs web dan merupakan pilihan yang paling aman.
Dalam penggunaannya, kita bisa menggunakan empat jenis tulisan yang menjelaskan aktivitas atau isi situs web kita, seperti: headline, paragraf pendukung, call to action (ajakan untuk berbuat), dan gambar pendukung yang sesuai dengan tema situs web. Meskipun demikian, perhatikan keselarasan antara gambar kepala halaman dengan konten. Sebisa mungkin, gambar yang tersedia harus mampu mendukung pesan utama dari tulisan di dalamnya.
Ketiga, Slideshow Header with Content atau slideshow dengan Konten di dalamnya. Sesuai namanya, kepala halaman ini menampilkan beberapa gambar secara bergantian dan otomatis. Kepala halaman ini cocok untuk bisnis atau lembaga yang melayani beberapa tipe konsumen sekaligus. Bisa juga untuk situs web perusahaan atau lembaga yang menyuguhkan beberapa inti layanan dan produk.
Terakhir, merupakan Video Background Header atau kepala halaman yang menampilkan video. Kepala halaman ini berfungsi untuk menjelaskan program atau misi lembaga kita dengan menampilkan proses aktivitas dengan cara yang menarik perhatian pembaca. Karena kekuatannya untuk menarik perhatian ini, banyak situs web yang sukses menampilkan video untuk meningkatkan atensi publik.
Bila kita ingin mencoba kepala halaman bervideo, ada empat catatan yang perlu kita perhatikan. Pertama, gunakanlah video yang kontestual dengan aktivitas kita. Pilihlah video-video yang menampilkan misi, pesan, atau suasana yang sesuai dengan lembaga atau perusahaan kita.
Kedua, pilih video-video yang unik untuk menampilkan kesan personal dan berbeda di situs web kita. Ketiga, gunakanlah video dengan kualitas yang baik secara teknis dan bernilai secara tampilan. Terakhir, gunakan video pendek dengan ukurannya kurang dari 6MB. Bagaimana pun, video besar bisa memperlambat kinerja situs web kita, sehingga bisa membuat pengunjung bosan dan beralih ke situs lain dengan segera.
Bar Menu
Seringkali, orang menganggap sepele deretan menu di atas situs web kita. Padahal, fitur ini membantu pengunjung untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Selain itu, fitur ini juga membantu pengunjung untuk mengeksplorasi sajian konten yang ada di situs web kita. Bila para pengunjung kesulitan menemukan informasi yang mereka butuhkan di situs web kita, maka situs web kita termasuk dalam kategori gagal.
Bar Menu yang baik idealnya memiliki tampilan yang sederhana, mudah dibaca, dan gampang diakses. Pergunakankah warna yang nyaman dengan warna tulisan yang cukup kontras dengan warna latarnya. Sesuaikan ukuran huruf dengan tinggi Bar Menu agar mudah terlihat. Selain itu, tampilkan juga informasi yang penting tentang lembaga kita. Agar tampak rapih, kelompokkan menu-menu tersebut ke dalam beberapa kategori.
Berkaitan dengan posisi Menu Bar, ada empat alternatif yang bisa kita coba. Pertama, Fixed Position Menu Bar alias menu bar dengan posisi yang tetap. Menu Bar jenis ini akan selalu bertengger di atas tampilan layar situs web kita. Bila kita menggulung layar ke bawah, menu ini akan mengikuti. Menu Bar semacam ini cocok untuk situs web yang memiliki konten panjang ke bawah. Tujuannya, agar pengunjung selalu mudah untuk mencari informasi di menu tanpa harus menggulung layar ke atas.
Kedua, Top Horizontal Menu Bar yang berada di posisi paling atas layar situs web. Menu Bar ini termasuk klasik dan paling populer di dunia. Hanya saja, pengunjung harus menggulung layar ke atas untuk mengakses Menu Bar ini. Oleh karena itu, gaya ini cocok untuk situs web yang memiliki konten pendek.
Menu Bar ketiga berjuluk Side Vertical Menu Bar yang tersaji secara tegak lurus di salah satu sisi layar situs web kita. Posisinya bisa di kanan atau di kiri layar, disesuaikan dengan tampilan situs web kita. Menu Bar jenis ini cukup populer pada situs web yang menonjolkan sisi grafis, seperti: portofolio, fotografi, restoran, dan salon. Cocok juga untuk situs web yang memiliki banyak menu atau judul menu di atas rata-rata website pada umumnya.
Sedangkan Menu Bar terakhir berjuluk Bottom Horizontal Menu Bar. Sesuai namanya, menu ini terletak di bawah halaman situs web kita. Jenis Menu Bar ini cocok untuk situs web yang menyuguhkan fotografi atau portofolio dalam bentuk grafis, seperti: desain interior, arsitektur, dan seni
Jenis terakhir ini memang sangat jarang digunakan oleh kalangan luas. Biasanya, para pemiliknya ingin pengunjung fokus kepada konten, alih-alih kepada pilihan menunya. Konsekuensinya, situs web jenis ini perlu menampilkan tautan tambahan guna memandu pengunjung ke konten-konten lainnya.
Berbicara tentang menu, kita juga akan berbicara tentang posisi Logo. Bagian ini mencerminkan pemiliknya, baik sebagai sebuah lembaga atau perusahaan, maupun secara personal. Oleh karena itu, posisi logo di dalam sebuah situs web harus direncanakan sebaik mungkin.
Setidaknya, ada dua alternatif untuk menempatkan logo dalam situs web kita. Pertama, menempatkan logo sejajar Menu Bar. Posisi ini cocok untuk situs web yang fokus untuk mempromosikan produk atau layanannya, alih-alih lembaga atau perusahaannya. Konsekuensinya, ukuran logo sangat terbatas dan kecil.
Alternatif kedua, Logo berada di tengah bersamaan dengan menu bar, baik di bawah maupun di atasnya. Posisi ini memungkinkan pengunjung fokus ke logo. Cara ini cocok untuk situs web yang fokus untuk memperkuat identitas lembaga, perusahaan, personal, atau bahkan produk tertentu. Tampilan jenis ini sangat populer di kalangan pebisnis yang menekankan teknik marketing guna memperkuat identitas perusahaan dan produknya.(Yudha P. Sunandar)***
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.