METRUM
Jelajah Komunitas

Federalove, Ikon Dua Sejoli Pegiat Sepeda Federal

GENRE sepeda Federal merupakan sepeda produk lokal yang sempat berjaya di era 80an, bahkan dengan bangga bisa sukses menembus pasar Eropa, karena peluang dari adanya tren sepeda masyarakat di Eropa kala itu.

Namun di era 90an, masa keemasannya menurun seiring perusahan pembuatnya menghentikan produksi sepeda, Apalagi saat itu bermunculan merk sepeda dan ragam jenis lain yang memang diminati masyarakat.

Pada pertengahan tahun 2000an, sekelompok masyarakat yang dulu pegiat federal berupaya membangkitkan kembali kejayaannya dengan membentuk sebuah wadah bernama Mountain Bike Federal Indonesia (MTBFI).

Tentu saja hal tersebut disambut gembira oleh para pegiat sepeda, khususnya yang dulu pernah menggunakan sepeda federal, yang kemudian melahirkan chapter-chapter di hampir seluruh daerah di Indonesia.

Hingga saat ini, tercatat sekitar 100 lebih chapter. Lebih jauh, MTBFI sejak tahun 2012 sudah menggelar 4 kali Jambore Nasional (jamnas) di chapter Jogjakarta, Bandung, Kediri, dan Jakarta. Sayangnya, Jamnas MTBFI yang ke-5 tahun 2020 di Tasikmalaya sampai saat ini belum bisa dilaksanakan karena adanya pandemi Covid-19.

Tour de Bromo FedFour ASIA (Foto: Dok. Federalove).*

Kondisi tersebut juga telah membuat gairah ekonomi jual beli federal kembali meningkat dengan banyaknya yang mengeluarkan “harta karun” yang lama terpendam dan juga menumbuh kembangkan minat masyarakat beralih ke sepeda federal seiring menghangatnya kegiatan bersepeda jarak jauh dan bike camping, yang mana sepeda federal konon dirasa sangat cocok digunakan di dua kegiatan tersebut.

Sepeda Federal melahirkan ragam jenis atau serinya, seperti streetcat, bobcat, dan torino. Uniknya, dalam rangka kesetaraan gender, dimunculkan juga jenis-jenis yang berpasangan untuk laki-laki dan perempuan, contohnya Bobcat (laki-laki) dengan Pussycat (perempuan).

Hal itu pulalah yang telah menginspirasi Agus Septian Heryanto pegiat sepeda federal bersama pasangannya yang sama-sama aktif di Bike To Campus  (B2C) Bandung dan tergabung dalam Chapter Federalist Bandung Indonesia (FBI) membentuk brand bernama Federalove.

Agus mengungkapkan, Federalove bukanlah komunitas, tapi semacam ikon sepasang sejoli pegiat sepeda federal yang berjargon “Muda Berkelana, Tua Bercerita”, dikukuhkan 8 November 2014 dengan membawa misi kampanye gemar bersepeda, khususnya kepada anak-anak muda dan pasangan pesepeda. Menurutnya, bersepeda dengan pasangan selain menyenangkan juga menumbuhkan kesan romantisme yang begitu hangat sehingga membuat semangat bersepeda semakin membuncah.

“Selain ingin menginspirasi teman-teman sebaya, juga dalam rangka mendorong kaum perempuan untuk semakin banyak yang gemar bersepeda,” ujar Agus. 

Kegiatannya adalah menjadi panitia atau peserta kegiatan bersepeda baik yang dilaksanakan oleh B2C Bandung maupun yang bekerja sama dengan pihak-pihak lain, seperti dengan Greeners.co, Outlive, Eiger, Kompas, ITB, dan Nusantara Run. Dan, tentunya selalu mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh FBI, salah satunya adalah kegiatan bersepeda jarak jauh Bali – Tambora tahun 2015 bertajuk “FBI Tour de 2 Abad Tambora Menyapa Dunia“.

Tak hanya itu, Federalove juga mengikuti kegiatan Gowes Mudik sejak 2014, baik jadi peserta maupun pengelola bersama Bike to Kampoeng (B2K) dan Bike To Work (B2W) Indonesia. Pada tahun 2016, usai mengikuti kegiatan jamnas ke-3 MTBFI di Kediri, bersama 2 rekan pesepeda dari Tanggerang dan B2C Bandung, mereka berempat melakukan perjalanan bersepeda ke Gunung Bromo bertajuk Tour de Bromo FedFour ASIA. Kata Asia adalah singkatan inisial nama depan mereka.

Pasangan Sepeda Federal saat digunakan tour de Tambora (Foto: Dok. Federalove).*

Karena senang menulis, setiap perjalanan bersepeda yang dilakoninya ditulis ke media cetak, yaitu halaman Back to Boseh Harian Umum Pikiran Rakyat edisi Minggu. Sempat juga di muat di halaman Traveler majalah National Geographic Indonesia. Selain itu, dituangkan dalam blog perjalanan federalove yang mereka buat.

Federalove juga memproduksi atribut, seperti sticker, kaos, caps, dan jersey yang sebagian diperjual belikan untuk kas kegiatan, sehingga namanya makin melambung di sebagian kalangan teman-teman pesepeda di dalam dan di luar Kota Bandung.  

Namun seiring perjalanan waktu, eksistensinya makin menurun, bahkan terhenti. Apalagi masing-masing sudah disibukan oleh wisuda, pekerjaan, dan sebagainya.

“Ya sekarang Federalove hanya menjadi konten saja di media sosial, khususnya di instagram. Harapannya bisa menginspirasi banyak orang untuk bersepeda, karena dunia persepedahan itu menyenangkan, menyehatkan, dan menceriakan. Kuy, di follow aja Ig nya, @federalove_cycling, salam kring-kring,” papar Agus yang kini mengelola Portal Sepeda, media berbasis website tentang dunia sepeda.

Federalove juga sudah bergabung di Forum Komunikasi Komunitas Pesepeda se-Bandung Raya, sebagai anggota ke-185. Aktif sebagai tim teknis, dokumentasi, media dan peliputan kegiatan yang digelar oleh Forkom Bandung Raya. 

Salam sehat, semangat, dan tetap waspada. Selalu bersepeda dengan bijak, tertib, dan beretika. Selalu menerapkan protokol kesehatan, Semoga pandemi segera berlalu. Salam Boseh dan Go Green! (Cucu Hambali, Bersepeda itu Baik)***

komentar

1 Komen
  1. […] Pesepeda touring wajib paham perihal kondisi fisik, mental, perbekalan, destinasi, jarak tempuh, ragam medan dan sederet komplesitas selama perjalanan bahkan ketika harus bersepeda sendirian. Inilah alasan sosok Elang Jawa dipilih sebagai wujud dari nilai kemandirian dan ketangguhan. BACA: Federalove, Ikon Dua Sejoli Pegiat Sepeda Federal […]

Tinggalkan pesan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.