METRUM
Jelajah Komunitas

Membingkai Spot Humanis di Atas Sadel

BERSEPEDA dan fotografi adalah dua aktivitas yang berbeda. Namun, di era digital saat ini keduanya begitu melekat. Bersepeda di mana dan kemana pun tanpa adanya bukti visual lewat jepretan kamera rasanya hambar seperti ada yang kurang. Istilah sekarang sering disebut dengan No Pict, Hoax.

Gedung klasik/art deco (foto cuham).*

Aktivitas foto saat bersepeda sejak lama dijadikan pembuktian untuk menunjukan eksistensi para pesepeda, terutama untuk dibagikan ke media sosial. Apalagi, kini fitur kamera pada smartphone semakin canggih, sehingga mempermudah setiap orang untuk menggunakannya.

Tak hanya sekadar menunjukan eksistensi, foto-foto hasil jepretan para pesepeda ini dapat dimanfaatkan juga untuk kepentingan berbagai publikasi, kampanye lingkungan, iklan, lomba foto dan lain sebagainya. Di media sosial seperti fecebook, kini bermunculan grup pesepeda dengan konten fotografi yang menarik. Selain itu, berbagai lomba foto dalam event bersepeda pun sudah sering kali diselenggarakan.

Foto aktivitas bersepeda memang masih didominasi tampilan-tampilan visual saat berada di event, trek sepeda atau objek wisata. Tapi tak sedikit yang memanfaatkan spot-spot menarik, unik dan humanis di berbagai tempat sebagai latar belakang foto, seperti sudut-sudut cantik kota, pemukiman warga, taman, pedestrian, gedung-gedung bersejarah, ikon kota, patung, mural dan tempat menarik lainnya.

Mereka memposisikan diri sebagai fotografer, model, swafoto, atau hanya sepedanya saja yang difoto dengan latar belakang spot-spot menarik tersebut. Ada yang sekedar memotret sambil jalan-jalan bersepeda keliling kota, ada pula yang memang sengaja memotret untuk kepentingan konten media sosial, dokumentasi pribadi atau lainnya.

Suasana rendezvous di pedestrian (Dudi Sugandi).*

Pemburu Senja

Maraknya kegiatan bersepeda telah meningkatkan pula jumlah pesepeda yang senang dunia fotografi, mulai dari yang amatir hingga profesional. Salah satunya adalah Suherman atau lebih dikenal sebagai Kang Suhe, namanya sering disebut kependekan dari Sepeda untuk Heppy.

Pegiat sepeda minion ini hampir setiap akhir pekan memanfaatkan waktu libur kerjannya bepergian ke tempat-tempat menarik dan cantik untuk diabadikan sebagai objek foto bersepeda. Lokasinya di sekitar acara kegiatan bersepeda atau sengaja gowes bareng menuju lokasi yang telah ditentukan bersama teman-teman gowesnya.

BACA JUGA:  Manfaat Bersepeda, Dari Kekuatan Tubuh Hingga Hilangkan Stres

Menurut Suhe, objek foto yang paling disukainya adalah suasana senja yang cerah di alam terbuka yang masih hijau.

“Alasan saya senang dengan suasana senja, selain waktu yang asyik untuk berfoto, waktu senja itu juga biasanya penuh dengan nuansa warna. Jadi wajar apabila berfoto di suasana senja hari itu paling disukai banyak orang,” ujar Suhe saat dihubung melalui telepon seluler.

Mural jalanan (Foto Dwi Putranto).*

Suhe menambahkan, kamera yang sekarang sering digunakannya untuk memotret adalah kamera dari smartphone. “Saya sekarang jarang pake kamera DSLR, karena kamera dari smartphone juga hasilnya sudah oke. Yang penting fokus dan kemudian kita bisa mengolahnya,” katanya

Hasil karya apiknya bisa dilihat di akun media sosial miliknya dan di grup facebook konten fotografi yang dikelolanya. Selain menampung foto aktivitas bersepeda dari para follower-nya, ia juga memberikan tips dan trik cara mendapatkan hasil foto terbaik.

Pada akhirnya, berolahraga sepeda sambil memotret ini, setidaknya dapat mendorong minat dan daya tarik masyarakat untuk bersepeda, terutama yang menggemari dunia fotografi. (Cuham, BEIB-Bersepeda itu Baik)***

komentar

Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.