Mengapa Kenangan Masa Kecil Sulit Diingat?
Sebuah penelitian yang dipimpin ilmuwan Paul Frankland mulai mengungkap alasan hilangnya kenangan tersebut.
Melansir laman iflscience.com, ternyata memori itu tidaklah hilang, tetapi tidak bisa diakses kembali.
Menurut Paul, manusia memiliki sekitar 86 miliar saraf atau neuron di otaknya. Saraf inilah yang digunakan manusia untuk menyerap informasi, juga membuat 1.000 jaringan sinaptik (sel dalam otak) baru setiap detik.
Paul pun mencoba melakukan penelitian terhadap tikus untuk mengamati cara kerja otak. Tikus ini digunakan karena memiliki kemiripan jaringan saraf dengan manusia.
Pertama, beberapa bayi tikus ditempatkan di kandang yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Lalu, Paul melukai kaki tikus dengan sengatan listrik yang tidak begitu berbahaya.
Saat tikus dikembalikan ke kandang itu, respons ketakutan mereka mulai terlihat. Namun, rasa takut yang dialaminya akan hilang sehari setelahnya.
Para peneliti juga menghambat neurigenesis (sel saraf yang diproduksi induk saraf untuk menghasilkan rasa gelisah, gugup, dan bingung) pada bayi tikus dengan obat-obatan.
Hasilnya, bayi-bayi tikus itu memiliki ingatan yang lebih stabil daripada sebelumnya.
Peneliti juga mencoba memodifikasi otak tikus dengan tag fluorescent pada sel otak baru mereka.
“Artinya, ingatan para bayi tikus ini tidak diganti, tetapi hanya dimodifikasi,” ujarnya.
Ia pun melihat kemungkinan itulah yang juga terjadi pada otak manusia. Ingatan soal masa kecil bukan hilang, tetapi tidak bisa diakses kembali.(M1)***