Mengenal Gouging, Seni Beladiri Barbar yang Ditinggalkan Masyarakat di AS
SENI bela diri merupakan salah satu kegiatan untuk melakukan pertahanan diri yang sudah dikenal sejak zaman dahulu. Seni beladiri saat ini sudah berkembang, tidak hanya sebagai bentuk pertahanan diri, namun juga dapat berfungsi sebagai kebugaran tubuh. Kita saat ini sudah mengenal banyak macam bentuk aliran seni bela diri seperti tinju, taekwondo, karate, kungfu dan juga silat. Di Amerika serikat, terdapat seni beladiri yang terbilang cukup unik dan aneh, aliran seni bela diri ini dinamakan gouging atau bisa disebut juga Rough and Tumble.
Gouging merupakan gaya bertarung yang populer di daerah pedalaman selatan Amerika Serikat yang diklaim muncul pada abad ke-18 dan ke-19. Tidak ada pertarungan resmi, tidak ada sabuk juara tidak ada tingkat atau ban seperti taekwondo serta tidak memiliki aturan, berbeda dengan olahraga tinju, gulat ataupun mix martial arts yang memiliki aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh para praktisinya. gouging digunakan sebagai alat pertahanan diri untuk mempertahankan kehormatan kaum masyarakat kelas rendah yang tertindas di bagian selatan Amerika Serikat.
Secara sederhana gouging merupakan salah satu campuran bentuk seni beladiri pedesaan seperti folk wrestling dan juga bare knuckle boxing. Pertarungan akan berakhir bila salah satu peserta tidak dapat melanjutkan pertarungan.
Tidak seperti olahraga modern lainnya seperti tinju ataupun MMA yang mengalahkan lawannya dengan pukulan ataupun kuncian, gouging mengalahkan lawannya dengan mencungkil dan mencolok mata lawan mengakibatkan kebutaan sementara dan bahkan kehilangan mata. Karena tekniknya yang kebanyakan untuk mengincar mata lawan, para praktisi dari seni beladiri ini sering menumbuhkan kuku mereka untuk mencungkil ataupun mencolok mata lawan dengan mudah. Oleh karena itu, seni beladiri gouging sudah tidak bisa ditemui dikarenakan tingkat kesadisannya yang tinggi.
Selain mencungkil mata lawan, teknik aneh dalam gouging adalah menggigit. Dalam sejarahnya, para praktisi mengincar area seperti hidung, telinga atau bahkan testis, sebuah teknik yang menyakitkan dan mengerikan.
Gouging dimulai dari pedesaan Carolina, dan Virginia Barat, lalu meluas pada abad 18 ke Kentucky dan Tennessee. Di berbagai daerah berpenduduk padat mulai muncul pertarungan berhadiah. Meski ada pertarungan berhadiah, dan memiliki aturan dan batasan, namun tetap rough and tumble merupakan bentuk dari pertempuran paling kejam di AS saat itu.
Meski pertarungan berhadiah dari gouging termasuk kejam, namun pertarungan ini juga dinikmati oleh masyarakat dan menjadi sumber hiburan seperti gambar di atas. Jika berhasil mencungkil mata lawan, maka petarung dinobatkan sebagai pahlawan lokal yang dibanggakan oleh masyarakat sekitar, namun jika petarung kalah dan memiliki bekas cidera dari pertarungan, maka ia akan dianggap memalukan. Partisipan dalam pertarungan gouging biasanya banyak berasal dari kalangan pemburu, tukang bongkar muat, pekerja serabutan dan juga petani sebagian banyak merupakan penduduk pedesaan yang tidak berpendidikan.
Meski sempat ada pertarungan berhadiah, rough and tumble pada akhirnya tidak dapat menjadi olahraga resmi tidak seperti bare knuckle boxing yang dapat kita nikmati hingga saat ini. Seni beladiri yang penuh dengan kekerasan dan perkelahian yang bisa disebut barbarisme pada waktu itu pada akhirnya ditinggalkan oleh masyarakat di AS. (Muhammad Fadli Sinatrya/JT)***