Kiprah WPAP Chapter Bandung untuk Dunia
KESIBUKAN Kota Bandung menyiapkan Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) rupanya memberi dampak positif bagi komunitas WPAP Chapter Bandung. Mereka didaulat langsung oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil untuk mengerjakan kelengkapan terkait dengan desain pop art yang sesuai dengan tema KAA. Sejatinya, WPAP semakin dikenal oleh masyarakat sejak komunitas ini diajak berkolaborasi oleh Pemerintah Kota Bandung untuk menghias Kota Bandung pada Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung, 2015 lalu. Lewat event ini, Kebanggaan bagi komunitas muncul karena karya mereka bukan saja dikenal di Indonesia, tapi juga oleh masyarakat internasional karena liputan-liputan media massa.
Menurut Ahmad Nada, mereka mengerjakan 13 standing figure tokoh-tokoh KAA, 5 instalasi (tiap instalasi terdiri atas 2 tumpuk boks) berisi potret tokoh-tokoh KAA dari masa ke masa, hingga membuat panel pop art sepanjang 200 meter. “Panel tersebut akan dipasang di sekitar Gedung Palaguna. Akan dimuat potret berbagai tokoh KAA, budaya, hingga bangunan heritage Bandung,” ucapnya. Menurut Nada, proyek tersebut dianggap sebagai Proyek Sangkuriang. Mereka menyebutnya demikian karena harus selesai dalam tempo terbilang singkat.
Ia lalu menuturkan, awal mula proyek itu jatuh ke tangan mereka. Di ruang kerja wali kota terdapat lukisan potret tokoh yang dikagumi Kang Emil, yakni Soekarno dalam bentuk karya WPAP. Ketika memikirkan untuk memasang pelengkap kegiatan, Kang Emil meminta agar bagian pendukung seni dikerjakan secara WPAP. “Secara lisan permintaan itu disampaikan Februari, dan baru pada akhir Maret surat resminya keluar,” kata Nada.
Tri Andajani sebagai project leader mengatakan, setiap anggota komunitas mendapat tugas masing-masing untuk membuat seluruh karya. Rata-rata satu orang membuat dua hingga tiga potret dan juga bangunan. Menurut dia, ada kesan tersendiri mengerjakan proyek ini. Karena dikerjakan dalam waktu relatif singkat dan dikejar tenggat waktu, tentu saja ada perasaan kurang puas atas beberapa karya. Akan tetapi, hal tersebut masih bisa dikesampingkan karena itu adalah proyek besar pertama bagi komunitas yang kerap berkumpul di Jalan Sabang No. 67 Bandung.
Agar karya lebih maksimal, WPAP Chapter Bandung dibantu oleh komunitas dari chapter pusat. Pembagiannya, Chapter Bandung mengerjakan proyek personal, sedangkan penata artistik seperti backdrop, edit, dan retouch diserahkan ke chapter pusat.
Kesulitan yang cukup besar ada pada proses pembuatan pop art bangunan heritage. Trace untuk bangunan lebih presisi dan detail. “Yang pasti warnanya harus nabrak. Untuk potret tokoh KAA juga tricky. Itu karena kami mendapat sumber foto yang low resolutionsehingga karakternya tidak keluar, gelap terangnya susah ditebak. Maklum, karena banyaknya foto lama dan diambil dari link yang file-nya thumbnail,” ujarnya.
Berkaca dari proyek tersebut, Tri menuturkan, sisi komersial komunitas sangat berpotensi besar. Oleh karena itu, ke depannya di komunitas itu akan dibagi menjadi dua divisi, bisnis dan edukasi. “Untuk bisnis, kami tengah melakukan penyesuaian dengan chapter pusat. Untuk sisi edukasi, kami bisa mengadakan banyak pelatihan ke sekolah dan kampus. Karena salah satu tujuan komunitas adalah menyebarkan WPAP seluas-luasnya sebagai pop art asli Indonesia,” ujarnya.
Pada awalnya, Komunitas WPAP Chapter Bandung hanya melihat wadah komunitas sebagai tempat berkumpulnya para penyuka genre karya seni yang sama. Pandangan bagi mereka, dengan adanya komunitas, mereka bisa memiliki teman berkumpul dengan kegemaran yang sama. Di dalam perkumpulan tersebut mereka bisa saling bertukar ilmu dan juga berdiskusi satu sama lain. Kegiatan lebih diarahkan pada edukasi dan sosial. Pendirian komunitas, selain untuk berkumpulnya para penyuka seni ini, lebih mengarah bagaimana mempopulerkan seni pop art yang dilahirkan di Indonesia ini bisa menyebar ke seluruh pelosok negeri.
Namun kemudian, selain aspek sosial, WPAP juga berhasil menghadirkan aspek ekonomi kepada para anggota WPAP Chapter Bandung. “Awalnya memang hanya jadi hobi saja. Namun semakin ke sini semakin banyak yang tertarik untuk membeli karya WPAP ini. Oleh karena melihat kesempatan itu, kami mulai merambah ke dunia bisnis juga,” ujar Ahmad Nada. Berbagai macam pesanan karya dapat dilakukan melalui komunitas ini atau langsung ke anggota komunitas.
Tidak dapat dipungkiri, partisipasi mereka membantu mendekorasi peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang ke-60 tahun di Bandung pada tahun 2015 memicu komunitas untuk memasuki ranah bisnis yang lebih serius.
Usai perhelatan akbar 60 Tahun KAA, Komunitas WPAP Chapter Bandung kembali dipercaya oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan Pemerintah Kota Bandung untuk mendekorasi acara Hari Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 (lahirnya Pancasila) yang dipusatkan di Gedung Merdeka Bandung. Puncak acara kenegaraan ini berlangsung pada Rabu, 1 Juni 2016 di Gedung Merdeka, Jln. Asia Afrika Bandung. Sebelum acara berlangsung, pusat Kota Bandung di seputaran Jalan Asia Afrika, Jalan Soekarno, Jalan Cikapundung hingga Jalan Belakang Factory (Banceuy) di mana terletak situs penjara Bung Karno dihiasi oleh seni pop art WPAP. Mulai berbentuk tobleron, standing figure, spanduk, baligo, x-banner, bendera, umbul-umbul hingga poster. Standing figure dan tobleron bahkan menghiasi halaman dalam gedung merdeka tempat acara kenegaraan berlangsung. Suatu kebanggaan bagi WPAP Chapter Bandung.
Lebih jauh, sebagai penghargaan kepada WPAP Chapter Bandung, pencipta dan founder WPAP Pakdhe Wedha Abdul Rasyid menjadi salah-satu tamu undangan resmi acara kenegaraan ini. Hingga kini, WPAP acara peringatan tersebut masih terpasang di sepanjang Jalan Sukarno, Kota Bandung.
Kiprah WPAP Chapter Bandung ini, semakin mengenalkan dan mempopulerkan karya seni pop art WPAP di tengah masyarakat. Dampak positif pun muncul terhadap komunitas. Berbagai pesanan karya berdatangan, baik kepada komunitas maupun langsung kepada anggota komunitas sehingga menjadi ladang bisnis yang menguntungkan.
Untuk bergabung dengan WPAP Chapter Bandung mudah sekali. Setiap dua minggu sekali, komunitas ini mengadakan pertemuan di Balai Kota, Jln Merdeka Bandung. Di dekat Dinas Perpajakan sekitar pukul 7 pagi sampai 12 siang. Jadi bagi teman-teman yang tertarik untuk bergabung dengan 400-an anggota lainnya di WPAP Chapter Bandung, silakan datang langsung dengan membawa laptop. Di sana akan terdapat kurang lebih 20 anggota aktif yang siap menerima dan membantu kalian sebagai tutor langsung untuk mempraktekkan dan mengenal WPAP lebih jauh lagi. (M1)***